Beberapa hari yang lalu Ustadz Abdul Somad dicekal masuk singapura, alasan yang tertulis di website resmi singapura adalah UAS sering berceramah dengan cara extrim, meskipun isi ceramah UAS ini extrim tapi nyatanya sesuai dengan dalil dalil yang ada di hadis dan alquran, namun begitu singapura adalah negara transnasional yang tidak membeda bedakan agama.
Beda cerita dengan UAS, kali ini Ustad Solmed juga pernah tertahan di bandara singapura, saat beliau akan pulang ke indonesia beliau ditangkap dan ditahan dalam penjara selama 10 Jam, beliau ditanya tanya tentang media sosial miliknya hingga hpnya dirampas, dipenjara bandara terasa dingin dan tak ada akses keluar, jika ingin buang air, beliau harus melambai ke kamera cctv yang ada dipenjara tersebut.
Dan ada lagi ustadz NU dari jawa timur yang juga pernah tertahan di bandara Singapura, beliau adalah Ustadz Ma'ruf Khozin (Ketua Aswaja Center PWNU).
Dalam cerita beliau tertuliskan bahwa saat beliau dan beberapa ustadz akan masuk Singapura hanya ustadz Ma'ruf yang tidak boleh masuk, dan di introgasi. Saat itupun beliau berdzikir dan berpura pura tenang berharap bisa masuk ke negara kepala singa tersebut. Beliau di introgasi selama 1 jam
Petugas imigrasi langsung melakukan interogasi: "Pak Ji bawa uang berapa ke sini?". Kebetulan beliau punya ATM yang ada logo pengambilan uang internasional. Dan beliau tunjukkan kepadanya: "10 milyen", katanya dengan mantab. Kepala imigrasi manggut-manggut dan mengizinkannya masuk ke Singapura.
Rupanya beliau dikira orang miskin yang akan mondar-mandir mencari biaya hidup di Singapura. Dan uang yang beliau bawa itu bukan uang beliau sendiri tapi uang yayasan yang menjadi tanggung jawabnya. Hehehe jadi bukan uangnya sendiri.
Dalam cerita beliau tertuliskan bahwa saat beliau dan beberapa ustadz akan masuk Singapura hanya ustadz Ma'ruf yang tidak boleh masuk, dan di introgasi. Saat itupun beliau berdzikir dan berpura pura tenang berharap bisa masuk ke negara kepala singa tersebut. Beliau di introgasi selama 1 jam
Petugas imigrasi langsung melakukan interogasi: "Pak Ji bawa uang berapa ke sini?". Kebetulan beliau punya ATM yang ada logo pengambilan uang internasional. Dan beliau tunjukkan kepadanya: "10 milyen", katanya dengan mantab. Kepala imigrasi manggut-manggut dan mengizinkannya masuk ke Singapura.
Rupanya beliau dikira orang miskin yang akan mondar-mandir mencari biaya hidup di Singapura. Dan uang yang beliau bawa itu bukan uang beliau sendiri tapi uang yayasan yang menjadi tanggung jawabnya. Hehehe jadi bukan uangnya sendiri.